Ketika
lajur Niagara dalam beningku terhenti
Ketika mendung
tak lagi menggelayuti mega
Ketika
surya mulai menampakkan anugerahnya
Hanya
Adam yang mampu tegakkan saka sang Hawa
Hanya
Adam yang mampu munculkan asa
Walau
putihmu tak lagi menyucikan, masih ada hitamku yang selalu kau agungkan
Kamu
dan aku adalah sepasang ombak dan pasir di bibir pantai senja hari
Ucap
dan keluhmu kini tak lagi berbekas di sini
Saat
itu hanya angin dan kicauan roda besi membaur dalam tangisku
Hingga
kau genggam jemari ini, seluruh tetes emosiku mengabu
Abu
yang kini membiru bak merpati menghiasi mega
Satu
kata yang turun membuncah memadamkan hitamku
Hitam
yang kini memutih, seputih mawarmu
Terima Kasih :)
24 Februari 2014
GSG, Tembalang
0 komentar:
Posting Komentar